Senin, 05 Mei 2008

Gerakan Separatisme

Ada hal yang menggelitik dalam benak pribadi saya saat mendengar adanya gerakan-gerakan separatisme khususnya di Indonesia, dan cara penanganan pemerintah yang kurang tegas terhadap adanya gerakan-gerakan separatisme tersebut.
Perbedaan pendapat dalam sebuah organisasi itu sudah biasa, pasti ada, dan akan selalu ada. Perbedaan tersebut bisa jadi ada diantara para kelompok kecil atau sedang.
Nama sebuah organisasi ’biasanya menggambarkan sikap misi perjuangan organisasi tersebut. Sudah jelas-jelas mereka membuat kelompok separatisme dalam negeri ini dengan membuat nama yang jelas bahwa mereka mempunyai pendapat yang sangat berbeda dan terus berusaha memperjuangkan pendapa mereka walau harus mengorbankan masyarakat sekitar yang sebenarnyya mereka tidak tahu-menahu soal gerakan tersebut. Yang masyarakat tahu dan inginkan adalah perdamaian, keamanan dan kesejahteraan. Namun pemerintah terlalu takut dan memanjakan gerakan-gerakan separatisme tersebut.
Adanya gerakan-gerakan separatisme yang akhir-akhir ini mulai marak kembali sangat merugikan pemerintah baik materiil maupun spiritual dan apabila hal ini terus dibiarkan berlarut-larut maka hal itu hanya akan membuat mereka semakin berani dan tidak menutup kemungkinan akan muncul gerakan-gerakan serupa baik gerakan yang sudah lama ada namun sedang tidak bersemangat atau suatu gerakan separatisme baru yang dengan bangga dan berani meresmikannya dihadapan rakyat negara tersebut. Sebenarnya hal ini karena lambannya pemerintah mangambil sebuah keputusan untuk menangani gerakan-gerakan separatisme tersebut.
Gerakan-gerakan tersebut ibaratnya seperti virus atau penyakit yang sedapat mungkin harus segera kita basmi atau tahan seminimal mungkin . sebab kalau dibiarkan berlarut-larut maka virus tersebut akan menguasai negara dan negara yang terjangkit virus tersebut hanya menunggu waktu kematiannya dan banyak burung pemakan bangkai menunggunya.
Indonesia, saya cinta Indonesia, mereka pun, para penggerak separatisme ternyata sangat mencintai Indonesia juga, namun keserakahan mereka membuat Indonesia sakit dan semakin lemah dan kenapa pasukan penyelamat bangsa juga ikut melemah?
Sebenarnya hanya ada dua pilihan untuk gerakan-gerakan separatisme yaitu bebaskan mereka atau tumpas mereka. Memang berat dua pilihan tersebut, tetapi kalau kita terus menunggu dan menunggu dengan hanya mengokang senjata kecil-kecilan maka rasa sakit ini akan terasa melemahkan kegiatan pemulihan lainnya. Kalaupun mereka harus dibebaskan, bebaskanlah dengan tetap dengan tetap menjadi bagian dari tubuh kita bukan terus malah menjadi musuh kita kelak. Dan apabila hendak ditumpas, tumpaslah dengan mencari pokok permasalahan yang sesungguhnya dan ajak mereka menyembuhkan penyakit menahun ini yaitu yang berupa kelaparan, kemiskinan dan penyakit-penyakit sosial lainnya. Mereka ingin bebas tentunya mereka punya ide yang lebih baik untuk menyembuhkan penyakit yang kita derita bersama. Dengarkanlah pendapat mereka jangan hanya mendengar masuk kuping kanan keluar kuping kiri dengan meneteskan darah ke bahu. Tetapi jika mereka mendirikan gerakan tersebut karena arogansi dan keserakahan, maka pembasmian secara nyata harus dilakukan. Apa kata-kata rakyat Indonesia, mendengarkan hal itu akan lebih baik dan bijak dalam mengambil keputusan.

Bogor VNI, 23 Oktober 2005

Tidak ada komentar: